KOKOH DI TENGAH BADAI
(Lukas 6:46-49)
Rangkaian
pengajaran Yesus kepada para murid-Nya ditutup dengan dorongan untuk
menghasilkan buah sebagai tanda kesejatian kenuridan mereka. Tak ada cara
lain untuk menunjukkan kesejatian itu
kecuali hidup yang bisa dilihat sebagai kesaksian benar akan Kristus, dan
dirasakan sebagai perwujudan nyata kasih Kristiani. Ilustrai yang Yesus pakai
di akhir rangkaian pengajaran-Nya ini sungguh tepat untuk membongkar kepalsuan
yang ada dan meneguhkan kesejatian murid Tuhan. Pondasi merupakan bagian
konstruksi yang terpenting pada sebuah bangunan, karena disanalah terletak
tumpuan seluruh beban yang ada di atasnya, juga kekuatan menahan berbagai gaya
dari luar. Jika pondasi rumah saja sangat penting, apalagi pondasi kehidupan kita.
Kehidupan ini tidaklah mudah untuk dijalani. Selalu ada badai masalah, tekanan,
problema dan berbagai rintangan yang akan terus muncul pada waktu-waktu
tertentu. Yesus sudah mengingatkan pentingnya membangun pondasi yang kokoh
sebagai dasar atau landasan untuk hidup.
Hanya murid
Tuhan sejati yang pondasi kehidupannya dibangun berdasar pada firman Tuhan yang
akan bertahan menghadapi badai kehidupan. Sebaliknya, seseorang yang mengaku
murid Tuhan, yang mulut bibirnya menyebut-nyebut Tuhan akan terbukti kepalsuannya,
yakni ia tidak melakukan firman Tuhan, karena firman Tuhan tidak ada dalam
kehidupannya sehingga ketika badai kehidupan menerpa dirinya, bangunan hidupnya
dan kesaksian palsunya akan roboh dan rusak berat. Orang yang tidak peduli
dengan dasar yang kuat akan menjadi seperti rumah yang dibangun di atas tanah
tanpa pondasi. Kita harus memiliki dasar yang kuat untuk mengikut Kristus,
memiliki prinsip yang benar, sehingga upaya kita mengikut Dia tidak menjadi
sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar