Search

Selasa, 06 Desember 2016

Renungan Harian : Tuhan Memberikan Ketenangan

TUHAN MEMBERIKAN KETENANGAN
(MAZMUR 62:2-3,6-7)

Pendahuluan:
a. Mazmur ini tidak berisi sesuatu yang secara langsung berkaitan dengan doa atau pujian, dan juga tidak tampak pada kesempatan apa mazmur ini ditulis. Namun di dalamnya, menunjukkan bahwa:
- Daud dengan luar biasa senangya mengakui keyakinannya akan Allah dan ketergantungannya kepada-Nya dan mendorong dirinya sendiri untuk terus menantikannya.
- Dengan segala kesungguhan hati, ia menggugah dan mendorong orang lain untuk percaya kepada Allah juga, dan bukan kepada makhluk manapun.
b. Tenang dalam KBBI = tidak gelisah, tidak rusuh, tidak kacau, tidak ribut, aman dan tenteram.
Di manakah kita akan menemukan ketenangan dalam hidup ini?  Banyak orang berpikir bahwa hidup tenang hanya akan mereka rasakan ketika mereka punya uang ratusan juta atau deposito di bank, kekayaan yang melimpah, punya satpam yang menjaga rumah kita selama 24 jam penuh dan sebagainya.  Keamanan adalah salah satu kebutuhan manusia. Banyak orang yang berani bayar mahal demi mendapatkan rasa aman, misal dengan membayar pengawal pribadi. Fakta membuktikan, banyak orang kaya yang hidupnya tidak tenang: selalu was-was dengan hartanya, kuatir dengan perusahaannya dan lain-lain.
Isi:
a. Pemazmur menegaskan bahwa orang yang tinggal di dalam Tuhan (dekat dengan Tuhan) pasti akan mengalami ketenangan dalam hidupnya.
b. Tuhan memberikan keselamatan (ayat 2) dan harapan (ayat 6) sebab Dia adalah gunung batu dan kota benteng kita (ayat 3 dan 7)
c. Untuk bisa dekat dengan Tuhan maka kita harus menguasai diri dan menjadi tenang serta percaya dan berserah
Penjelasan:
a. Dalam perjalanan hidupnya, mulai dari saat masih menjadi seorang penggembala domba hingga menjadi raja atas Israel, kehidupan Daud diwarnai dengan hal-hal yang menakutkan, sehingga ia merasa tidak aman.  Saat menggembalakan kawanan domba ayahnya ia harus berhadapan dan bergumul dengan binatang buas, namun saat melawan Goliat tidak ada rasa takut sedikit pun dalam diri Daud karena ia tahu bahwa Tuhan yang menyertainya, dan terbukti ia mampu mengalahkan pahlawan Filistin itu dan meraih kemenangan secara gemilang.  Ujian yang harus dilewati tidak hanya sampai di situ, Daud pun selalu dikejar-kejar oleh Saul yang hendak membunuhnya.  Hidup Daud seperti berada di ujung tanduk.  Secara manusia ia kerapkali merasa takut dan kuatir, namun ia tetap tenang, karena ia yakin ada Tuhan yang tidak pernah meninggalkannya (Mazmur 23:4).

    Daud sadar bahwa rasa tenang dan aman itu tidak ditentukan atau dipengaruhi oleh keadaan dan suasana sekitar, orang lain, uang atau harta yang kita miliki atau kuasa-kuasa di luar Tuhan, tetapi rasa tenang dan aman hanya akan kita rasakan ketika kita dekat dengan Tuhan (Mazmur 62:9b);  dengan kata lain jika kita merasa aman bukan berarti tidak ada masalah atau ujian, tetapi karena ada Tuhan. Tuhan adalah jaminan rasa aman kita;  perlindungan yang Dia berikan itu sempurna.
b. Keselamatan = perihal selamat, kesejahteraan, kebahagiaan; Harapan = orang yang diharapkan atau dipercaya.
- Ketika diperhadapkan pada satu situasi yang sulit dan membuat kita tidak berdaya, seringkali kita mencari pertolongan dari orang-orang yang disekitar kita atau bahkan mengandalkan diri sendiri untuk mencari cara agar dapat melepaskan diri dari situasi tersebut. Kita akan mendapatkan keselamatan yang dari Tuhan ketika kita dekat dengan Tuhan (ayat 2), Tuhan ingin agar Dia menjadi satu-satunya sumber keselamatan itu.
- Daud menghadapi persepakatan politik yang ingin menjatuhkannya, ia sadar upaya dan tipu daya dari para musuh yang berkedok sahabat itu memang begitu dahsyat berupaya untuk menghancurkan dia. Ia mengetahui bahwa dirinya didustai oleh mereka yang berkata manis, padahal di dalam hati mengutukinya (ayat 5). Namun dalam situasi yang terhimpit ini, Daud tetap diliputi rasa aman dan tenang teduh karena berada dekat dengan Allah, satu- satunya sumber pengharapan yang dapat diandalkan (ayat 2-3, 6-7). Kedekatannya dan pemahamannya akan Tuhan merupakan jangkar bagi keyakinannya yang kokoh.
c. Untuk bisa dekat dengan Tuhan, maka:
1. Menguasai diri dan menjadi tenang (1 Petrus 4:7)
Banyak hal yang terjadi di hari-hari ini yang membuat hidup kita berada didalam ketidaktenangan, kacau, kuatir, cemas, panik dan lain-lain dimana hal-hal itu sangat disukai oleh Iblis.  Sebab orang yang tidak tenang dalam hidupnya pasti akan mengalami kesulitan untuk berdoa dan fokus kepada Tuhan. Tetaplah tenang dalam kondisi apapu karena doa yang lahir dari hati yang tenanglah yang dapat merasakan hadirat Tuhan.
2. Percaya dan berserah (Mazmur 62:9; Mazmur 55:23)
Hanya Tuhan yang dapat kita andalkan. Harapan di dalam Tuhan tidak akan pernah mengecewakan.
Kesimpulan:
Berserah diri dan kuasailah diri adalah cara kita untuk dapat dekat dengan Tuhan. Kehidupan yang dekat dengan Tuhan akan membuat kita tenang, selain itu, Tuhan akan memberikan keselamatan dan harapan bagi kita yang percaya kepada-Nya.
Penutup:
1. Apakah saat ini kita sudah memiliki ketenangan?
2. Kepada siapakah kita berharap?

3. Apakah kita sudah mendekatkan diri kepada Tuhan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar