Search

Selasa, 06 Desember 2016

Renungan Harian : Pergi dan Berdamai Dulu

Pergi dan Berdamai Dulu
(Matius 5:23-24)

            Keinginan dan kerelaan dengan berbesar hati untuk berdamai sesungguhnya merupakan hikmat yang langsung berasal dari atas. Yakobus mengingatkan itu: "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik." (Yakobus 3:17). Oleh sebab itulah dikatakan bahwa bagi orang yang cinta damai akan selalu berbuah kebenaran. "Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai." (ay 18). Jika kita mementingkan ego, itu artinya kita menolak atau mengabaikan hikmat yang berasal dari Tuhan. Dengan jelas Yesus sudah berkata bahwa menolak untuk berdamai akan menghalangi persembahan seperti apapun yang kita berikan kepadaNya. Dalam hal mengampuni pun sama. Yesus juga mengingatkan: "Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Markus 11:25).

            Jadi jelas, meminta maaf dan memaafkan itu sama-sama penting untuk menghancurkan tembok penghalang antara kita dengan Tuhan. Apabila masalah mengaku bersalah dan meminta maaf atau berdamai di mata Tuhan sungguh penting, mengapa kita harus menomorduakan hal itu dan lebih memilih untuk mementingkan ego, wibawa atau harga diri pribadi kita? Jika ada di antara teman-teman tengah mengalami sebuah hubungan yang rusak karena suatu kesalahan yang pernah anda buat atau katakan, ini saatnya untuk mengambil inisiatif. Datangi mereka dan mintalah maaf. Perbaiki segera hubungan itu, berdamailah saat ini juga, sebelum hubungan anda semakin terputus dengan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar